Mengajari balita cara memakai toilet nggak
semudah membalik telapak tangan.Kesabaran dan metode yang tepat diperlukan agar
urusan ke belakang nggak malah menimbulkan trauma buatsi balita.Bunda perlu
bersiap menghadapi berbagai hal yang nggak diinginkan di tengah jalan selama
membiasakan balita menggunakan toilet untuk buang air. Memang sedikit repot
pada awalnya, tapi akan lebih repot lagi kalau balita Bunda terus pipis dan BAB
di celana atau popok, apalagi kalau Bunda harus mengerjakan semuanya sendiri
tanpa bantuan asisten rumah tangga atau mesin cuci.Kalau ini kasusnya, Bunda
perlu tahu tips membeli mesin cuci yang cocok buat pakaian lembut
balitaataukiat mencari asisten rumah tangga yang bisa diandalkan.
Bunda pasti maunya nggak ada lagi kotoran
balita di celana atau popok, tapi yang namanya balita sedang belajar kan nggak
bisa dipaksa-paksa.Bunda perlu mengikuti tempo balita soalnya sebagian balita
cepat belajar dan sebagian lainnya perlu waktu lebih banyak buat beradaptasi.Masalah-masalah
di bawah ini umum terjadi ketika melatih balita keterampilan memakai toilet.Nggak
usah khawatir, semua ini wajar.
Balita
nggak mau pakai toilet
Balita kadang menolak pergi ke toilet buat
buang air karena takut.Ini bisa dipahami. Coba Bunda bayangkan toilet dari
sudut pandang balita: besar, keras, dingin, berlubang dalam, dan berisik
seperti suara mesin cuci. Apalagi ditambah licin kalau pakai toilet jongkok.Hal
paling baik yang bisa Bunda lakukan adalah buat balita merasa senyaman
mungkin.Beli kursi khusus latihan buang airbuat balita kalau perlu. Beri tahu balita
Bunda bahwa kursi itu miliknya dan nggak ada orang lain yang memakainya sambil
pelan-pelan kenalkan balita Bunda pada toilet sungguhan. Misalnya, ketika Bunda
membuang kotoran si balita pada celana atau popok ke toilet, biarkan dia
menyiram atau menggelontornya dengan air.
Kalau balita Bunda menolak memakai toilet,
mungkin saja dia ingin memberi tahu Bunda bahwa dia masih ingin memakai
popok.Artinya, balita Bunda belum siap berlatih memakai toilet.Jangan dipaksa.
Perhatikan juga apakah ada perubahan rutinitas dalam kehidupan si balita,
misalnya kehadiran pengasuh baru, punya adik baru, pindah rumah, atau mulai
masuk prasekolah.Tunggu sampai balita Bunda kembali ke rutinitas normal sebelum
melanjutkan latihan.
Balita
mengalami sembelit
Kadang balita mau buang air kecil di toilet
tapi nggak bisa buang air besar di sana. Mungkin si balita mengalami sembelit.Ini
menjadi sulit dicari ujung pangkalnya.Bisa jadi dia terus-menerus menahan buang
air besar karena takut memakai toilet atau bisa jadi juga dia memang sudah
mengalami sembelit dan makin diperparah dengan ketakutan pada toilet.Pastikan Bunda
memberi asupan makanan yang mengandung cukup serat seperti sayuran dan
buah-buahan.Latihan fisik juga bisa membantu melatih otot-otot usus besarnya.
Balita
sudah terlatih tapi tiba-tiba terjadi insiden
Insiden yang dimaksud di sini tentu saja
balita kembali mengompol atau buang air besar di celana sehingga Bunda harus
kembali berurusan dengan membuang kotoran ke WC,lalu mencuci celana yang
terkena kotoran secara benar untuk menghindari kontaminasi bakteri.Sehebat apa
pun Bunda dalam penanganan kasus seperti ini berkat tips membeli mesin cuci dan
memakainya secara benar dari situs Rinso
atau sumber-sumber mirip lainnya, situasi ini sama-sama nggak menyenangkan buat
Bunda dan si balita.Beban tugas Bunda bertambah dan si balita harus beradaptasi
lagi dengan toilet yang menyeramkan baginya.
Bunda perlu hati-hati jangan sampai
membuatnya merasa bersalah atau malu ketika insiden terjadi.Perubahan-perubahan
kecil dalam keseharian si balita bisa membuatnya kangen masa-masa memakai popok.Kalau
si balita benar-benar minta memakai popok lagi, turuti saja sampai beberapa
minggu sambil beri dia motivasi secara perlahan untuk kembali pergi ke toiletketika
ingin buang air.
Komentar
Posting Komentar
silahkan komen yang baik ya, kritik dan saran positip kami tunggu