Kriteria Menjadi Ibu yang Baik



“Apakah saya sudah menjadi ibu yang baik?” dari sekian banyak tulisan mbak Evi, artikel ini yang aku pilih , karena ternyata perasaanku dengan perasaan mbak Evi hampir sama. Ya, menjadi seorang ibu pada hakekatnya merupakan dambaan bagi setiap wanita, karena bagiamanapun juga wanita diciptakan oleh Allah ke dunia ini dengan membawa tugas untuk menjadi seorang ibu. Oleh sebab itulah bagi wanita-wanita yang telah menjadi seorang ibu dan memiliki putra-putri harus bersyukur  karena tidak semua wanita yang dilahirkan di dunia ini bisa berperan menjadi seorang ibu.
Pertanyaan yang seringkali muncul dalam benak seorang wanita yang telah menjadi ibu biasanya adalah “Apakah saya sudah menjadi ibu yang baik?” pertanyaan semacam itu memang wajar mengingat saat ini khususnya banyak sekali ibu-ibu yang merasa atau bahkan telah gagal menjalankan tugasnya untuk menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya. Hal tersebut tentu bukan hanya akan menjadikan kecewa bagi keluarganya, melainkan juga akan mendatangkan kekecewaan terhadap ibu itu sendiri. Karena bagaimanapun juga salah satu cirri wanita ideal adalah wanita yang bisa berperan menjadi seorang ibu yang baik untuk keluarga dan anak-anaknya.
Kriteria ibu bukan hanya terletak pada tugas yang ia emban sebagai makhluk yang bisa hamil, mengandung dan melahirkan anak. Akan tetapi ibu merupakan predikat yang sangat mulia sekali baik sebagai individu maupun dalam masyarakat sosial. Ibu juga memiliki tugas dan tanggungjawab besar dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas. Dalam keluarga ibu bertugas untuk bisa menjadi seorang istri yang baik bagi suaminya dan harus mampu menjadi seorang pendidik bagi anak-anaknya.

Khusus tugas ibu untuk menjadi pendidik bagi anak-anaknya adalah tugas yang sangat berat. Sehingga benar seperti yang ditulis di postingan mbak Evi pada tanggal 10 Maret 2013 ini, setelah kini aku menjadi seorang ibu dari anakku, aku sering sekali merasa paranoid. Merasa sangat khawatir akan terjadi apa-apa kepada anakku (Noofa). Tak jarang juga pikiranku termakan oleh mitos-mitos yang membuatku tidak tenang sendiri. Tapi perasaan seperti ini tidak lain karena aku tidak ingin Noofa kenapa-kenapa. Berusaha mencari solusi untuk diri sendiri, aku pun bergabung dengan beberapa grup di FB dimana mempunyai narasumber yang bisa dipercaya. Sehingga dari situ aku semakin tahu bagaimana caranya mendidik buah hatiku sesuai dengan apa yang aku harapkan.
 
Noofa dan Annaf
Bagiku sendiri, kreteria ibu yang baik adalah ibu yang bisa berperan sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang ibu. Diantaranya adalah:
1. Mampu menjadi istri yang solehah, artinya istri yang bisa membuat suami bahagia dengan cara senantiasa berbakti kepada keluarga terutama kepada suami. Hal tersebut bukan berarti istri hanya bisa tunduk dan patuh atas kehendak suami, melainkan dalam hal ini istri mampu berperan dalam membina keluarga bersama suaminya dengan sebaik-baiknya.
2. Mampu menjadi seorang ibu yang bisa dijadikan teladan bagi anak-anaknya. Artinya dalam hal ini peran seorang ibu adalah menjadi pendidik terbaik bagi buah hatinya. Ibu harus bisa memberikan teladan yang baik, mampu menjadi guru, serta mampu mengarahkan dan membimbing anak-anaknya menuju jalan yang benar.
3.  Mampu menjaga nama baik keluarga dalam masyarakat, hal ini sangat penting karena ibu merupakan salah satu kunci utama kehormatan keluarga. Oleh sebab itulah agar kehormatan keluarga bisa terjaga maka seorang ibu harus mampu untuk menjadi pribadi yang baik sehingga akan dihormati oleh masyarakat luas.

Namun dari semua itu, menjadi seorang ibu yang baik tidaklah semudah yang dibayangkan, karena tantangan dalam berkeluarga sangat besar. Oleh sebab itulah untuk menjadi seorang ibu yang baik haruslah senantiasa belajar dan belajar dari berbagai pengalaman yang telah ada baik itu dari orang tua, teman dan dari orang lain. Semua itu diperlukan sebagai bahan referensi bagaimana menjadi seorang ibu yang baik terutama bagi anak-anaknya.


Komentar