Hakikat Puasa

Memang kedatangan bulan puasa memberikan banyak berkah, rahmat dan juga banyak manfaat yang bisa kita peroleh akan kedatangan bulan suci ramadhan. Salah satu keberkahan datangnya bulan ramadhan adalah banyaknya ilmu yang bisa kita dapatkan secara gratis dari berbagai nara sumber yang sudah barang tentu mumpuni di bidangnya masing-masing. Hal itu bisa kita dapatkan saat kita ikut salat tarawih dan mendengarkan ceramah singkat dalam kultum.


Bagaimana tidak senang jika kita mendapatkan ilmu dan pengetahuan agama secara gratis, bukan hanya ilmu yang kita dapatkan melainkan juga pahala karena kita melakukan ibadah sekaligus belajar. Dalam kultum pada tarawih malam hari ini dijelaskan oleh Prof DR HM Amin Syukur, MA yang sebagian dari penjelasannya adalah tentang pembagian puasa. Menurutnya secara umum puasa dibagi menjadi dua macam, yaitu puasa formal dan puasa hakikat.

Puasa formal adalah puasa fiqih atau puasa syariat. Atau dalam bahasanya Prof Amin adalah puasa yang sah apabila administrasinya terpenuhi. Administrasi puasa yang dimaksud adalah asal tidak makan, tidak minum dan tidak melakukan hubungan suami-istri bagi yang berkeluarga di siang hari maka puasanya adalah sah secara syar'i. Hal inilah yang saat ini masih jamak (umum) dilakukan oleh hampir sebagian besar umat Islam. Padahal puasa yang demikian hanya akan mendapatkan rasa lapar dan haus saja, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Rasulullah SAW terhadap umat muslim melalui sebuah haditnya yang berbunyi :
"Banyak orang yang puasa mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya rasa lapar dan haus saja". H.R. bukhari.
Gambar

Kedua adalah puasa hakiki, atau puasa secara taswauf. Menurut Prof. Amin puasa yang model ini merupakan puasa yang sesungguhnya, karena orang yang berpuasa tidak hanya menahan rasa lapar, haus dan juga nafsunya melainkan juga seluruh anggota tubuhnya hingga hati dan jiwanya. Puasa ini adalah puasa yang fungsional, yaitu  yang menjadi parameter sah atau rusaknya puasa seseorang ditinjau dari segi fungsinya. Adapun fungsinya yaitu untuk menjadikan manusia bertakwa. 

Sehingga apabila umat islam mampu menjalankan puasanya secara fungsional, maka tujuan dari puasa yaitu menjadi pribadi yang muttaqin tentu bisa digapai.

Komentar